Game online berbasis android dan pc memang memiliki perbedaan dalam segi platform dan cara penggunaannya. Namun, seringkali game online berbasis android mengalami masalah tutup server atau bahkan dihapus dari Playstore dan Appstore.
Hal ini tentu sangat disayangkan bagi para penggemar game online android. Lalu, apa sebenarnya yang menjadi penyebab game online berbasis android seringkali mengalami tutup server dibandingkan dengan game online platform lain seperti PC?
Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut tentang hal tersebut.
Penyebab Game Mobile Seringkali Tutup Server daripada Game PC
Banyaknya Game Mobile dengan Genre Serupa di Playstore dan Appstore
Di platform mobile, jumlah game yang tersedia sangat banyak dan terus bertambah.
Pemain memiliki banyak pilihan, dan seringkali beralih dari satu game ke game lainnya dengan cepat. Hal ini menyebabkan pemain cenderung kurang setia terhadap satu game tertentu, sehingga sulit bagi game mobile untuk mempertahankan basis pemain yang stabil.
Jika kalian liat saja di Playstore banyak sekali game-game yang hampir sama, Misal saja game dengan genre MOBA ( Multiplayer Online Battle Arena ) seperti Mobile Legend, Arena of Valor, Lol Wild Drift, Omnioji Arena, dan lain-lain.
Mereka semua menampilkan alur dan cara bermain yang sama, hampir semua mekanisme yang digunakan pun sama.
Dan dari semua genre MOBA pasti ada satu game saja yang akan ramai penggemar, sekarang saja Mobile Legend menjadi pemenangnya untuk server di Indonesia. Cepat atau lambat jika game MOBA lainnya tidak melakukan dorongan atau kemajuan akan mengalami “dead game” dan server akan ditutup.
Tuntutan untuk Menjadi Game yang Praktis
Game Android selalu didesain dengan “Praktis” sebagai konsep utamanya, di atas segala hal lain yang membuat permainan menarik. Menurut pengalaman dari Yusuf Alman salah satu penggemar game Android mengatakan “karena konsepnya kontradiktif ” dalam bermain berbagai game online, beberapa hal yang harus ada dalam game online Android adalah:
- Akses cepat hingga masuk ke dalam permainan (minimal lobby).
- Pengalaman penuh yang dapat diperoleh pemain dalam satu permainan tidak boleh memakan waktu lebih dari 1 jam.
Semua ini ada dalam game online kompetitif Android, seperti Mobile Legends, PUBG, bahkan YuGiOh dan Clash of Clans memiliki semua elemen tersebut di dalam permainannya. Mengapa demikian? Kenapa harus ada? Perlu diingat bahwa game Android adalah game HP, yang dapat dimainkan kapan saja dan di mana saja.
Dalam kata lain, seseorang yang kelelahan dan membutuhkan hiburan hanya perlu duduk, membuka aplikasinya, dan mulai bermain.
Berbeda dengan konsol/PC yang memerlukan sedikit komitmen, perlu perangkat keras, tempat khusus, dan kadang ada pembaruan yang perlu diunduh, proses masuk yang memakan waktu, pencarian match yang memakan waktu hingga 30 menit, dan lain-lain yang membuat proses masuk lebih lama dan lebih rumit.
Tetapi karena proses yang lebih rumit ini, pemain cenderung lebih berkomitmen dalam bermain. Mereka akan duduk bermain selama 2 jam hingga 2 hari jika sudah ketagihan.
Rata-rata, satu permainan Mobile Legends atau MOBA serupa hanya memakan waktu 10 hingga 30 menit, sudah lengkap dengan pencarian pemain, mengumpulkan sumber daya, dan menentukan kemenangan/kekalahan.
Bandingkan dengan DOTA atau League of Legends yang dapat memakan waktu 1 jam hingga 3 jam. Jika kita didepan HP terlalu lama apa tidak seperti pengangguran saja? karena pandangan orang lain terhadap Handphone juga sudah jelek, berbeda dengan berlama-lama didepan laptop atau PC.
Disisi lain game HP hanya untuk mengisi waktu luang jika kalian sedang berkegiatan seperti jamkos saat sekolah, menunggu pesanan jika kalian sebagai gojek, hingga istri yang menunggu suami pulang.
Gameplay yang Terlalu Cepat dan Membosankan
Ya kita tahu bahwa game mobile di setting dengan segala jenis kepraktisannya, namun itu bisa menjadi pembunuh dari game itu sendiri, mengapa demikian? contoh saja game grinding MMORPG yang memiliki fitur ” auto farming “.
Dengan adanya fitur tersebut pengguna hanya perlu menghidupkan hp dan membiarkan fitur tersebut bekerja, kalian bisa sekolah, makan, bahkan tidur. Ini akan membuat game tersebut membosankan karena tantangan bermain game MMORPG adalah mendapatkan item setinggi-tingginya.
Jika item mudah didapatkan player akan cepat bosan memainkan game tersebut dan akhirnya mereka akan menghapus game tersebut dan menginstall game baru lainnya.
Konsep Game Mobile yang Kurang Jelas
Mayoritas MMORPG justru menuntut komitmen dari pemainnya. Mereka dirancang agar pemain betah bermain dalam waktu yang lama, sehingga ada sistem pernikahan, berdagang di dalam permainan, membuat geng sendiri, dan mengelolanya, serta bermain dengan teman dalam waktu yang lama. Bagaimana cara mengadaptasi ini ke Android yang ingin semuanya cepat? Ini cukup sulit dilakukan, dan saya rasa hingga saat ini belum ada MMORPG yang berhasil di Android. Ada MMORPG-nya, tetapi apakah mereka populer? Tidak begitu.
Satu-satunya “RPG” yang sukses di Android menurut Jusuf Alman adalah Genshin Impact, tetapi Genshin Impact harus mengorbankan banyak fitur yang membuat MMORPG menarik.
Tidak ada PvP, tidak ada hubungan sosial yang dalam, tidak ada penjarahan dungeon (dungeon raid), bukan dungeon biasa, tetapi penjarahan dungeon, di mana Anda dan tim Anda menyerang dungeon tingkat tinggi bersama.
Genshin Impact hanya menawarkan pengalaman dasar yang biasa dalam MMORPG, seperti menjelajah dan mengumpulkan karakter.
RPG lainnya menerapkan sistem level ala game konsol, biasanya ada cerita utama yang dibagi menjadi beberapa bab, dan di setiap bab terdapat beberapa tahap yang harus diselesaikan, seperti Arknights, Honkai, Fate/GO, dan mayoritas RPG gacha pada umumnya menggunakan sistem ini.
Namun, mereka tidak memiliki fitur eksplorasi dan aspek sosial yang kuat, ini hanya formalitas semata.
Biaya Server yang sangat Tinggi
Server untuk game online berbasis Android cenderung lebih mahal dibandingkan dengan platform lainnya.
Ini karena sejumlah besar perangkat Android yang berbeda-beda dan spesifikasi yang berbeda-beda itu memerlukan server yang lebih kuat dan canggih untuk mengelola game online tersebut.
Hal ini membuat biaya server untuk game online berbasis Android jauh lebih tinggi daripada platform lainnya.
Sebagai contoh, game online terkenal seperti Fortnite yang tersedia di PC dan Android. Menurut laporan dari Epic Games, pengembang Fortnite, biaya server untuk platform Android sebenarnya 12 kali lebih tinggi dibandingkan dengan biaya server untuk PC.
Hal ini disebabkan oleh adanya beragam perangkat keras pada platform Android yang memerlukan pengujian dan optimasi yang lebih banyak.
Sedangkan untuk versi PC hanya memerlukan sistem operasi Windows saja, bukankah suatu perbandingan yang begitu besar? jika saya sendiri seorang developer game, tentu saja saya memilih mengembangkan game saya di versi PC.
Perkembangan Player Baru yang Lambat
Mengapa Game Online Berbasis Android seringkali engalami Tutup server dibandingkan dengan Game Online Platform lain?
- Persaingan yang Ketat
Karena popularitas Android sebagai platform mobile yang paling banyak digunakan di dunia, persaingan di antara pengembang game untuk platform Android sangatlah ketat. Banyak game online berbasis Android yang ditawarkan di toko aplikasi, sehingga membuat pengembang harus menemukan cara untuk membedakan game mereka dari game lain dan menarik perhatian para pemain.
Selain itu ,rendahnya jumlah pemain aktif. Jika pemainnya sedikit, maka biaya untuk menjalankan server dan mengembangkan game bisa lebih besar dari pendapatan yang diperoleh. Akibatnya, developer game bisa memutuskan untuk menutup server karena dianggap tidak efisien secara finansial.
Baca Juga 12 Cara Menghasilkan Uang dari Game Online Tanpa Berjudi
- Tantangan Teknis yang lebih besar
Pengembang game online untuk platform Android harus mengatasi berbagai tantangan teknis dalam mengembangkan game yang kompatibel dengan berbagai jenis perangkat Android. Berbeda dengan platform PC atau konsol, setiap perangkat Android memiliki spesifikasi yang berbeda-beda, sehingga pengembang harus memastikan bahwa game mereka dapat berjalan dengan baik di semua perangkat yang berbeda-beda itu. Hal ini membuat pengembang harus mengeluarkan waktu dan biaya lebih besar dalam mengembangkan game untuk Android.
Misalnya, ketidakstabilan server atau sering mengalami masalah teknis yang mengganggu pengalaman bermain pemain. Jika masalah tersebut tidak segera diatasi, maka pemain akan mencari game lain yang lebih stabil.
- Biaya Server yang lebih tinggi
Server untuk game online berbasis Android cenderung lebih mahal dibandingkan dengan platform lainnya. Ini karena sejumlah besar perangkat Android yang berbeda-beda dan spesifikasi yang berbeda-beda itu memerlukan server yang lebih kuat dan canggih untuk mengelola game online tersebut. Hal ini membuat biaya server untuk game online berbasis Android jauh lebih tinggi daripada platform lainnya.
Sebagai contoh, game online terkenal seperti Fortnite yang tersedia di PC dan Android. Menurut laporan dari Epic Games, pengembang Fortnite, biaya server untuk platform Android sebenarnya 12 kali lebih tinggi dibandingkan dengan biaya server untuk PC. Hal ini disebabkan oleh adanya beragam perangkat keras pada platform Android yang memerlukan pengujian dan optimasi yang lebih banyak.
Baca Juga Apakah Laptop Gaming perlu di charge Terus ketika Bermain Game
- Kebijakan Perusahaan dan Kebijakan Platform
Bisnis game online juga mengikuti aturan pasar dan kebijakan perusahaan yang dijalankan. Ada kalanya kebijakan perusahaan bisa berubah dan membuat dampak pada operasional server game online Android. Seperti contoh, kebijakan keuangan perusahaan yang tidak stabil bisa menyebabkan tutupnya server game.
Salah satu contoh adalah aturan tentang pembayaran dalam aplikasi (in-app purchase). Sebagian besar game Android menawarkan pembelian dalam aplikasi untuk meningkatkan kemajuan dalam permainan atau memperoleh item virtual yang berharga. Namun, platform seperti Google Play Store dan Apple App Store menerapkan persyaratan yang ketat terkait pembayaran dalam aplikasi, termasuk meminta sebagian keuntungan dari penjualan in-app.
Kesimpulan
Namun, perlu diingat bahwa tidak semua game online berbasis Android mengalami tutup server. Terdapat banyak game yang terus berjalan dan sukses di platform Android. Hal ini tergantung dari strategi pengembang dalam memperhitungkan biaya server dan lisensi, serta memastikan performa game yang optimal pada beragam perangkat keras Android.
Referensi
- Artikel “Square Enix’s Dragon Quest mobile game will shut down in April” di situs Gamasutra: https://www.gamedeveloper.com/business/square-enix-s-dragon-quest-mobile-game-will-shut-down-in-april
- Google Scholar “Mobile Game Regulation in South Korea: A Case Study of the Shutdown Law” : https://link.springer.com/chapter/10.1007/978-94-024-0826-3_4
- Effect of the Online Game Shutdown Policy on Internet Use, Internet Addiction, and Sleeping Hours in Korean Adolescents : https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S1054139X17308637